Selasa, 01 Desember 2015

Dengan kehadiran jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dll., tegur sapa tak terbatas antar kolega dan teman yang secara geografis dekat dan terjangkau. Kehadiran smartphone menambah “kesempitan” dunia, yaitu bias disebut dengan dunia hanya dalam genggaman. Dengan fitur-fitur atau aplikasi-aplikasinya yang menggiurkan tiap penggunanya, khususnya remaja, menambah konsetrasinya di dunia maya. Kejadian yang marak di dunia maya, khususnya di jejaring sosial, dan dunia remaja adalah fenomena narsis. Fenomena narsis, secara umum, adalah kebiasaan mejeng dan jepret di depan kamera kemudian memposting dan mengunggahnya ke jejaring sosial, sehingga diketahui oleh khalayak ramai. Di STMIK ASIA MALANG fenomena ini udah sering terjadi dikalangan mahasiswa, dari yang perempuan hingga laki-laki. Semakin canggih teknologi komunikasi berkembang, semakin marak fenomena narsis tersebut. Fenomena ini lebih dikenal dengan sebutan selfie yang akhir-akhir ini sangat mudah di jumpai di media social. Gaya foto semacam ini adalah untuk menampilkan foto diri sendiri, baik sebagian atau keseluruhan, tanpa bantuan orang lain. Gaya hidup yang seperti ini membuat mahasiswa semakin hari semakin suka untuk berselfie. Bahkan mahasiswa pun biasa nya melakukan selfie tak melihat suasana tempat dan sebagainya. Hobi mengambil foto diri sendiri atau dikenal dengan istilah selfie dan mempublikasikan di dunia maya sudah jadi tren. Banyak orang yang beranggapan bahwa hobi ini bentuk dari sifat narsistik. Memang itu sedikit bersifat narsistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar